Wednesday, September 26, 2018

Perpanjangan Paspor Online di Kantor Imigrasi Malang (Bahasa Indonesia)

Pada posting kali ini, aku hendak menceritakan langkah-langkah dan apa saja yang telah kualami selama memperpanjang paspor sekeluarga di Kantor Imigrasi Malang. Semua proses mulai dari antrian online sampai pembayaran dilakukan sendiri TANPA CALO ya.

Pertama-tama, unduh dan pasang aplikasi Antrian Paspor Online di Google Playstore. Kemudian buka app dan mendaftarkan akun lengkap dengan NIK. Email verifikasi datang dengan cepat dan kuverifikasi. Lalu kembali ke app untuk mencari tanggal permohonan perpanjang paspor. Oya, untuk menggunakan app ini, aku perlu mengaktifkan GPS hapeku.

Ketika kembali ke app, menu yang tersedia ada 3:
(1) Kantor Imigrasi -> daftar kantor imigrasi se-Indonesia yang menerima antrian paspor online
(2) Profile -> isinya ringkasan profilku (username, NIK, email, telpon & alamat)
(3) Jadwal -> karena aku belum pilih tanggal, maka jadwal kosong.

Nah untuk mendapatkan nomor antrian, aku memilih/mengetuk "Kantor Imigrasi Malang" di menu Kantor Imigrasi. Kemudian pilih tanggal yang diinginkan dengan memilih ikon kalender berwarna abu di sebelah kanan atas. Lalu pilih waktu: pagi atau siang. Aku memilih siang dan di bawahnya secara otomatis tertera berapa jumlah kuota yang tersedia pada tanggal & waktu yang kupilih. Kemudian masukkan Data Pemohon. Bila jumlah pemohon lebih dari 1, akan ada pilihan jumlah pemohon setelah memasukkan data pemohon 1. Data pemohon yang perlu dimasukkan adalah nama (sesuai eKTP) dan NIK. Perlu diingat, data pemohon lebih dari 1 HARUSLAH keluarga sendiri, misal suami/istri, anak, ayah/ibu. Jadi tidak bisa data pemohon lebih dari 1 merupakan tetangga atau teman. Aku sendiri mendaftarkan untuk 4 orang; aku, suami dan 2 anak. Setelah semua data pemohon benar, aku pilih tombol biru "Lanjut" di bagian bawah.

Kemudian pilih menu Jadwal dan tertera daftar data pemohon lengkap dengan tanggal dan jamnya. Karena aku pilih siang, jam yang tertera adalah jam 13.00 - 14.00 WIB. Nah di sini aku pilih tulisan "JADWAL" di bawah menu Jadwal yang isinya barcode. Ketika aku pilih PDF, muncul file PDF. Berhubung aku mengira cukup barcode inilah yang nantinya akan discan oleh suatu alat di kanim, ya sudah aku santai-santai saja sampai hari H-nya.

Tanggal 25 September 2018 jam 12.05 WIB sampailah aku sekeluarga di kanim Malang. Celingak-celinguk dan jalan saja masuk ke ruangan ber-AC mencari mesin buat scan barcode. Lah tidak ada. Di dalam ruangan ini banyak kursi dan diisi oleh mereka yang menunggu giliran untuk wawancara/foto/sidik jari. Akhirnya aku keluar dari ruangan itu dan bertanya kepada petugas imigrasi. Ternyata di kanim Malang BELUM ADA mesin untuk scan barcode. Jadi harus cetak file PDF di koperasi kanim yang KEBETULAN saat itu sedang tutup karena istirahat siang. Waduh, kok sial ya. Untung ada pengunjung yang memberitahu adanya warnet yang dekat sekali dengan kanim yang bisa cetak file ini. Akhirnya ke sanalah aku + suami + 2 anak untuk mencetak file. Eh ternyata ada juga beberapa pemohon paspor yang hendak mencetak file PDF mereka di sana. Malah ada 1 ibu yang ramah menyatakan keheranannya kok harus cetak manual segala. Dia ternyata pernah mengantarkan saudara perpanjang paspor di Surabaya & cukup dengan menscan barcode di hapenya. Mungkin sebentar lagi kanim Malang menyusul kecanggihan Surabaya ;)

Setelah mencetak file, kami diarahkan ke suatu ruang kecil di depan ruangan ber-AC. Ketika masuk, kulihat di dalam ruangan ada 2 meja kecil dengan tulisan "Permohonan Antrian Online." Jam masih 12.20 WIB jadi kami menunggu petugasnya selesai istirahat, Dan memang tepat jam 13.00 WIB ada petugas yang datang. Kemudian kami dilayani satu-persatu sambil dicek perlengkapan dokumen fotokopi & asli kami. Setelah itu aku diberi 4 buah map kuning yang masing-masing berisi dokumen fotokopi kami sesuai dengan data pemohon dan 2 (dua) lembar formulir permohonan paspor yang harus diisi. Jadi tiap pemohon dapat 2 lembar formulir permohonan.

Setelah dapat map kuning, aku keluar dari ruangan itu untuk mengambil nomor antrian foto & sidik jari yang berada di depan ruangan ber-AC itu. Untuk kasusku, aku memutuskan untuk mengambil nomor antrian foto sebelum mengisi formulir karena kudengar nomor antrian yang dipanggil masuk untuk wawancara/foto masih 161 sedangkan nomor antrian yang terakhir diambil di mesin adalah 172.

Karena kami berempat, maka kami mendapat 4 nomor antrian dan tiap nomor dijepret pada masing-masing map. Setelah mengisi semua formulir permohonan, kami menunggu nomor antrian kami dipanggil untuk foto & sidik jari. Perpanjangan paspor hanya perlu foto & sidik jari. Pembuatan paspor baru membutuhkan wawancara, kemudian foto & sidik jari. Setelah foto & sidik jari, kami masing-masing mendapatkan selembar kertas yang berisi rincian biaya serta barcode dan kode pembayaran yang bisa dilakukan di bank atau ATM mana saja. Biaya perpanjangan paspor 48 halaman adalah Rp 355.000. Di kanim Malang sendiri sudah tersedia mesin ATM BNI dan meja Kantor Pos Indonesia yang melayani pembayaran paspor ini.

Setelah melakukan pembayaran, simpan buktinya sewaktu mengambil paspor yang baru. Disebutkan paspor jadi kira-kira 3-4 hari kerja. Nanti setelah ambil paspor, halaman ini aku update dengan foto paspor baru :) Oya, kami meninggalkan kanim Malang kurang lebih jam 14.40 WIB. Jadi prosesnya bisa dibilang singkat ya.

Catatan dokumen yang diperlukan untuk perpanjangan paspor dalam pengalamanku:

- eKTP & selembar fotokopi eKTP ukuran A4
- Paspor lama & fotokopi ukuran A4 pada halaman yang ada datanya.
- KK & selembar fotokopinya
- Akta lahir & selembar fotokopinya
- Akta nikah & selembar fotokopinya

Untuk anak kami yang di bawah usia 17 tahun:

- eKTP & fotokopinya ukuran A4 kedua orang tua
- (Kalau ada, KIA & selembar fotokopinya ukuran A4)
- Paspor lama & fotokopi ukuran A4
- KK & selembar fotokopinya
- Akta nikah ortu & selembar fotokopinya

Benda lain yang diperlukan:

- Meterai Rp 6.000 per pemohon
- Pulpen hitam & tip-ex (buat isi formulir permohonan)

Semoga bermanfaat!

Sunday, November 6, 2011

No-Sew Cereal Bag Tote / Tutorial Membuat Tas Dari Kantong (Bekas) Sereal

This is an instruction on how to create a no-sew tote bag from cereal bag. For variation, you can use coffee bag or chip bag or pet food bag or other similar bags to make it. // Artikel kali ini tentang cara membuat tas jinjing dari kantong (bekas) sereal tanpa perlu menjahit! Untuk variasi, bisa juga menggunakan kantong atau bungkus bekas kopi, bungkus keripik, kantong makanan hewan dan sejenisnya.

Before I start, I'd like to apologize for the poor quality of the pictures I use here. // Sebelum aku mulai, maafkan soal kualitas foto-foto yang digunakan di sini :(

Materials:

- Cereal bag // Kantong sereal
- Clear tape // isolasi bening
- Duct tape (though it's red, but I use gray for this tutorial) // Plakban
- Cutter or Xacto knife // Cutter atau silet
- Scissors // Gunting
- Ruler // Penggaris
* Note: please ignore the stapler in the picture :p // Catatan: tolong abaikan stapler dalam gambar :p





The steps: // Langkah-langkah:

1. Cut the bottom piece of the cereal bag. // Potong bagian bawah kantong sereal.

Then cut the bag into 4 pieces in accordance to its creases. Now you have 2 big pieces for the front and back, and 2 smaller pieces for both sides. // Lalu potong kantong tersebut menjadi 4 bagian, 2 bagian besar untuk depan dan belakang, serta 2 bagian lebih kecil untuk sisi kiri dan kanan.
2. Cover those 4 pieces with clear tape. Cover them on both sides (the right side with picture & the wrong -silver- side). This step will make your bag sturdy, durable and waterproof. When covering with clear tape, you may develop air bubbles. Don't worry. Use the ruler tip to press and push them out. If you create wrinkles when covering, peel the tape off of the bag piece, smooth it out and cover it again. // Lapisi semua 4 bagian dengan isolasi bening. Lapisi bolak-balik (yang bergambar dan yang berwarna perak). Langkah ini membuat tas kuat, tahan lama dan anti air. Ketika melapisi dengan isolasi, mungkin akan tercipta gelembung udara. Jangan cemas. Gunakan ujung penggaris untuk mengeluarkannya. Bila dalam pelapisan terjadi kekusutan, lepaskan isolasinya dari bagian kantong, luruskan dan tempelkan kembali.
When you reach the end of the bag piece, don't cut off the tape but fold it over. // Ketika kamu mencapai bagian akhir bagian kantong, jangan gunting sisa isolasinya tapi lipat ke sisi baliknya.

3. Trim all the rough edges. Make sure the dimensions of both big pieces and both smaller pieces are the same. Crease the bottom part of all 4 pieces. Use the ruler to help crease it. This step makes the bottom part of the tote bag. // Rapikan sisi-sisi yang tak beraturan. Pastikan ukuran kedua bagian besar dan kedua bagian kecil sama persis. Lipat bagian bawah dari 4 bagian kantong tersebut. Gunakan penggaris untuk mempertegas lipatan. Langkah ini untuk membuat alas tas.



4. Assemble all the pieces like the picture below. Use clear tape to do so. // Susun semua bagian seperti dalam gambar. Gunakan isolasi bening.
Flip it over and use clear tape to enforce the bottom part. // Balik dan gunakan isolasi bening untuk memperkuat bagian tersebut.
5. Rip your duct tape (mine is gray) in accordance to your bag's height. Put it on one side of the big piece and attach it onto another side of a smaller piece. See picture for better understanding. // Ambil plakban (punyaku abu-abu) dan perkirakan panjangnya sesuai dengan tinggi tas. Rekatkan pada salah satu sisi bagian besar seperti dalam gambar dan sambung dengan dengan sisi lain dari bagian kecil. Lihat gambar untuk lebih jelasnya.

Do it for all other 3 sides until you have the basic bag. // Lakukan pada sisi-sisi lainnya sampai semuanya menyambung seperti tas.
6. On the top side, use the same color duct tape (or use other color to enhance the look). This will act as a hem. Pada sisi atas tas, rekatkan plakban warna sama (atau bisa pakai warna lain untuk mempercantik tampilan). Plakban ini berfungsi sebagai kelim tas atau penghias.

7. Attach the handles. You can make the handles from duct tape or from similar cereal bag. // Pasang pegangan tas. Pegangan tas ini bisa dibuat dari plakban atau dari bahan kantong bekas yang sama.

Thursday, July 7, 2011

Duct-tape No-sew Tote Bag & Zipper Pouch / Tas Jinjing & Dompet Plakban

For few months, I often visited instructables.com and I like this DIY site! Awesome and amazing. This picture below is one of I did following the instructions shared in the site. / Selama beberapa bulan ini, aku sering mengunjungi instructables.com and aku suka situs swabikin ini :D Luar biasa dan mengagumkan. Gambar di bawah ini merupakan salah satu yang kubuat dari instruksi yang tersedia di dalam situs tersebut.


That is the tote bag and zippered wallet I made from scrap fabric and duct tape without sewing based on scoochmaroo's. Easy peasy! If you want to make your own, you can follow the instruction here. / Itu ada tas jinjing dan dompet yang kubuat dari kain sisa dan plakban tanpa jahit berdasarkan petunjuk scoochmaroo. Gampang banget! Bila kalian ingin membuatnya juga, ikuti saja petunjuknya di sini (bahasa Inggris).